Senin, 30 Mei 2011

Peran Herbal 40% Terhadap Penyembuhan Penyakit

Peran herbal dalam pengobatan hanya 40%. Lalu 60% tanggung jawab siapa?

Untuk mengatasi tumor payudara yang menggerogoti tubuhnya, Zea Maysa - bukan nama sebenarnya - menjalani gaya hidup sehat. Ia juga rutin mengonsumsi herbal untuk mengatasi tumor sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh. Meski demikian, kesembuhan justru bagai jauh api dari panggang. Kondisinya malah kian memburuk. Itu setelah ia mendengar anak lelakinya mencuri kalung emas di lemari rumahnya untuk membeli narkotika.


Setelah mendengar kabar itu, ukuran tumor membesar 4 - 5 kali lipat hanya dalam 2 pekan. Maysa stres sehingga daya tahan tubuh turun. Akibatnya kondisi kesehatan pun memburuk.  Oleh karena itu menurut dokter dan herbalis di Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, dr Paulus Wahyudi Halim SpB, pengobatan ideal adalah holistik atau menyeluruh. Dokter mesti melihat tubuh manusia secara menyeluruh berfungsi secara sinergis, bukan hanya dari sisi fisik.

Stres
Paulus, dokter ahli bedah alumnus Universita Degli Studi Padova, Italia, sudah 20 tahunan meresepkan herbal kepada para pasien. Ia menyimpulkan peran herbal terhadap kesembuhan pasien hanya 40%. Selebihnya adalah pikiran, jiwa, gaya hidup, semangat hidup, dan tubuh pasien. Menurut Paulus emosi mempengaruhi pikiran. “Berpikir positif, menyebabkan daya tahan tubuh meningkat. Jika pikiran kacau akibat stres menyebabkan daya tahan tubuh turun sehingga gampang sakit,” kata dokter yang bertugas di Uganda dan Ethiopia selama 8 tahun itu.

Ketika kita stres, sangat mengganggu metabolisme tubuh karena mempengaruhi penyerapan zat-zat gizi. Padahal, “Penyerapan zat gizi menjadi salah satu kunci penyembuhan,” kata ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Clara M Kusharto. Clara mengatakan ketika stres, pusat rasa di hipotalamus ikut terganggu. Akibatnya orang yang stres menjauhi makanan atau justru makan terus-menerus. Menurut Clara orang yang stres sulit mengontrol asupan gizi. Sedangkan menurut periset gizi di Pusat Penelitian Gizi dan Kesehatan, Dr Mien Karmini, stres menyebabkan oksidasi zat-zat dalam tubuh menjadi tak lancar. Stres juga memicu radikal bebas yang pada akhirnya menyebabkan penyakit degeneratif.

Sebaliknya ketika kita berpikir positif tanpa stres, maka metabolisme tubuh berfungsi lebih baik. Saat emosi tak stabil dan temperamental, secara tak sadar justru memacu hormon adrenalin dalam tubuh. Akibatnya menurunkan sistem imunitas tubuh sehingga penyakit lebih mudah berkembang.

Adrenalin seperti doping untuk meningkatkan performa, tetapi sesudah itu capai. Sebab, adrenalin memacu jantung sehingga bekerja lebih keras. Produksi adrenalin meningkat ketika tubuh stres. Karena adrenalin seperti doping, maka orang marah, mampu menendang pintu kuat-kuat atau mengangkat beban berat. Peran lever menetralisir limbah hasil metabolisme.

“Orang yang marah, lever harus bekerja keras untuk memproduksi empedu,” kata Paulus.  Bila produksi empedu terganggu, maka kita mulai mual karena asam lambung meningkat. Oleh sebab itu perut sohor sebagai otak kedua karena bekerja secara sinkron dengan otak pertama (otak yang sebenarnya). “Apa yang dialami otak pertama, diproyeksikan ke otak kedua. Kalau kita pusing, akibatnya perut tak enak atau sebaliknya,” kata Paulus.

Minta maaf
Seorang pasien, sebut saja Cantika, belasan tahun mengidap asam urat. Setiap kali berobat,  dokter meresepkan obat yang mengandung senyawa piroxicam. Asam urat memang mereda setelah Cantika mengonsumsi obat itu. Namun, ketika obat habis, penyakit autoimun itu kembali kambuh. Kejadian itu berulang-ulang hingga akhirnya Cantika bertemu dr Paulus. Dokter menggali informasi dari pasien dan mengetahui pemicu asam urat Cantika adalah kebencian terhadap ibu kandung selama bertahun-tahun.
“Akibatnya ia tak tenang, yang dipikirkan kebencian kepada ibu, akibatnya stres, sehingga  menimbulkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh,” kata Paulus. Selain meresepkan herbal, Paulus menyarankan agar Cantika mendatangi sang bunda di Yogyakarta dan minta maaf dengan tulus. Tiga bulan berselang, Cantika mengabarkan asam urat sembuh.  Menurut Paulus pikiran Cantika menjadi tenang setelah minta maaf sehingga kekebalan tubuh meningkat.

Jiwa juga mempengaruhi proses kesembuhan seseorang. Dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Anggadewi Moesono, mengatakan manusia terdiri atas fisik, mental, dan spiritual yang saling berkaitan. Gangguan pada salah satu bagian, akan mempengaruhi bagian lain.  Oleh karena itu, perlu membangun harapan kepada setiap pasien untuk mempercepat proses kesembuhan. Menurut Anggadewi orang yang gampang putus asa, tak mempunyai spirit, keberhasilan menghadapi penyakit tak sebaik orang yang punya tujuan hidup yang benar.

Dari sisi fisik, Paulus mengatakan bahwa tubuh seperti kota besar yang terdiri atas jalur listrik, saluran telepon, dan lampu lalu lintas. Jika lampu lalu lintas mati,  biasanya timbul kemacetan sehingga daerah lain juga merasakan dampaknya. Contoh, ketika kita sakit mag maka kepala juga pusing. Ketika bertugas di Afrika, Paulus berkali-kali menemukan pasien kusta yang jarinya hilang. Waktu tidur, tikus menggigit jari-jari,  tetapi pasien diam saja karena tak terasa apa-apa.

Relasi dengan Tuhan mempengaruhi proses kesembuhan. “Dokter hanya mengobati, Tuhan menyembuhkan. Jadi tak satu pun manusia mampu menyembuhkan pasien,” kata Paulus. Menurut Paulus doa mengandung suatu energi positif sehingga  menghasilkan efek yang positif ke tubuh dan jiwa pasien. Oleh karena itu hubungan yang  dekat dengan Tuhan, mengurangi tingkat stres dan meningkatkan daya tahan tubuh. Ketika seseorang berjuang untuk bertahan hidup, mengumpulkan energi pada tubuh dengan cara apa pun sehingga tekad yang ditimbulkan lebih tinggi.

Jadi, kesembuhan sangat tergantung pada pikiran, jiwa, gaya hidup, semangat hidup, dan kondisi tubuh si pasien. Seorang pengobat atau dokter hanya mengendalikan tubuh pasien dengan memberikan ramuan. Adapun 5 faktor lain, di tangan pasien di luar kendali pengobat. Oleh karena itu keberhasilan pengobatan lebih banyak ditentukan oleh si pasien. Bukan oleh dokter. (Sardi Duryatmo)

  1. Sambiloto Andrographis paniculata herbal untuk meningkatkan kekebalan tubuh
  2. Kemacetan di kota-kota besar memicu stres dan berefek buruk pada kesehatan
  3. dr Paulus Wahyudi Halim SpB pengobatan holistik atau terpadu mempercepat proses penyembuhan pasien
  4. Nutrisi andil dalam proses penyembuhan
sumber : http://www.trubus-online.co.id 


Related Posts by Categories

Tidak ada komentar: